Siapa yang tidak kenal dengan kota Lumpia? Ya, jawabannya pasti Kota Semarang, Ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini banyak diburu oleh traveler karena keindahan wisata alam dan oleh-oleh khasnya yang terkenal. Lumpia rebung dan tahu bakso Semarang yang khas dan membuat ketagihan. Selain itu, terdapat beberapa tempat yang viral dikunjungi oleh wisatawan atau traveller yakni salah satunya adalah Goa Kreo. Sebuah tempat wisata yang menarik hati pengunjungnya, karena ada legenda dibalik keindahan alamnya. Letaknya berada di daerah Perbukitan Gunung Krincing, Jawa Tengah. Sekalipun bernama wisata Goa, namun tidak seseram yang berada di pikiran. Justru banyak wisatawan dalam negeri maupun mancanegara yang penasaran dengan tempat tersebut.
☝Legenda Versi 1
Konon berdasarkan cerita sejarahnya mengapa disebut Goa
Kreo, karena dihuni oleh jenis kera yang memiliki variasi warna hitam, merah,
putih dan kuning. Suatu hari pada jaman dahulu yang berkuasa adalah kerajaan
Demak Bintaro yang dipimpin oleh Raden Fatah sedang melaksanakan proyek
pembangunan Masjik Demak. Kanjeng Sunan Kalijaga dan pengikutnya yang sedang mencari beberapa kayu jati di
daerah tersebut, ternyata ada beberapa kayu tersangkut di tebing, sehingga beliau
memutuskan untuk beristirahat. Kemudian, tak disangka ternyata beberapa kayu
yang menyangkut di tebing, digerak-gerakkan oleh sekelompok kera berekor
panjang tersebut dengan maksud ingin membantu mengangkut kayu di tebing. Akhirnya
setelah beristirahat dan hendak kembali ke Demak karena kayu jati telah
berhasil diangkut dengan bantuan bala kera, beliau dan rombongan memutuskan
untuk kembali ke Demak. Pada saat hendak kembali ke Demak ternyata mereka diikuti
oleh sekelompok kera tersebut dengan maksud untuk ikut pergi ke Demak.
Sayangnya Kanjeng Sunan Kalijaga tidak mengijinkan, karena mereka bukan manusia. Inilah yang kemudian muncul di benak beliau untuk memerintahkan mereka (dengan isyarat) agar mereka cukup tinggal dan menjaga Goa yang ada di wilayah tersebut dengan mengucapkan mangreho atau greho (dalam Bahasa jawa) yang berarti menjaga atau memelihara. Sampai saat ini akhirnya Goa tersebut dikenal dengan tempat petilasan Kanjeng Sunan Kalijaga yang dihuni oleh beberapa kera berekor panjang dengan warna merah, putih, kuning, dan hitam.
☝Legenda Versi 2
Selain itu, terdapat cerita lain yang menyatakan tentang
legenda Wisata Goa Kreo dulunya memiliki keunikan pada habitat kayu jati yang
berpindah-pindah. Saat para rombongan Kanjeng Sunan Kalijaga yang ditugaskan
untuk menebang pohon dalam rangka pembangunan Masjid Agung Demak, mereka
mengalami kesulitan untuk menebang pohon, karena pohon yang akan ditebang
berpindah-pindah. Mitosnya, Kanjeng Sunan Kalijaga memutuskan untuk melakukan
semedi di dalam Goa tersebut perihal mencari petunjuk letak kayu jati yang
berpindah-pindah. Akhirnya beberapa waktu kemudian setelah mendapatkan
petunjuk, beliau melanjutkan perjalanan dengan rombongan. Tak berapa lama
setelah melakukan perjalanan, mereka dihalang oleh sekelompok penjahat dan
mengharuskannya untuk melakukan pertarungan. Kemudian terjadilah pertarungan
yang akhirnya dimenangkan oleh mereka dan disanalah jalannya untuk menemukan
dimana letak kayu jati yang berpindah-pindah tadinya. Jalannya adalah
mengalahkan sekelompok penjahat tersebut.
Akhirnya setelah mendapatkan beberapa pohon jati yang hendak dibawa ke Demak Bintaro, beliau dan rombongan melilitkan beberapa selendang di kayu jati tersebut agar tidak berpindah-pindah lagi dan dialiri melalui sungai. Sayangnya ada beberapa kayu jati yang tersangkut dan sulit dialirkan Kembali. Namun, tak disangka kemudian muncul tiba-tiba beberapa kera berekor panjang dengan empat warna yakni merah, kuning, putih dan hitam membantu untuk mengalirkan kembali kayu jati yang tersangkut. Dengan bantuan sekelompok kera, akhirnya kayu dapat dialirkan kembali dan diputuskan oleh Kanjeng Sunan untuk dibelah dua agar tidak tersangkut. Sekelompok Kera yang membantu beliau dan rombongan menawarkan diri untuk ikut bersama rombongan ke Demak (dengan bahasa hewan). Sayangnya, Kanjeng Sunan Kalijaga tidak mengijinkannya untuk ikut ke Demak. Beliau dawuh (menitahkan) agar mangreho atau ngreho yang berarti menjaga atau memelihara. Dimaksudkan untuk menjaga goa dan Kawasan daerah tersebut. Inilah yang kemudian dinamakan Goa Kreo, yakni hingga jaman sekarang masyarakat Semarang mempercayai bahwa beberapa kera berekor panjang dengan empat warna di dalam Goa Kreo sebagai keturunan kera berekor panjang yang setia pada masa Kanjeng Sunan Kalijaga.
Rasa
penasaran justru membuat masyarakat dalam maupun luar negeri ingin tahu
bagaimana keadaan wisata tersebut. Sepanjang mengikuti aturan yang berlaku bagi
wisatawan dikatakan aman saja. Terutama saat terdapat kerumunan kera di Kawasan
tersebut. Mereka terbiasa dengan kedatangan pengunjung kesana. Selain itu,
sesekali hasil bumi melimpah, ada adat yang dilakukan warga setempat melakukan Rewanda.
Sebuat adat untuk “menghaturkan” rasa syukur dan mengasihi makhluk hidup dengan
membagi-bagikan hasil bumi berupa makanan manusia kepada kerumunan kera berekor
panjang. Hal ini hanya diperuntukkan bagi kerumunan kera, bukan manusia.
Pastikan untuk tidak mengambil makanan yang ditujukan kepada mereka. Karena
akan berakibat fatal.
Mari
beralih menuju objek wisata yang terdapat di Kawasan Goa Kreo. Selain Goa,
pasti kesejukan udara bebas polusi bisa dinikmati, pemandangan pohon yang
rimbun dan hijau menyejukkan mata, aliran air sungai yang masih jernih dan jauh
dari limbah, polutan dan sebagainya bisa dinikmati juga. Selain itu juga
terdapat Waduk Jatibarang, yakni jika wisatawan melewati are parkir dan menuju
Goa Kreo terdapat jembatan, di bawahnya terhampar waduk yang luas. Terdapat
juga speedboat untuk mengelilingi waduk tersebut dengan harga yang murah dan
dilengkapi pakaian pelampung. Tak hanya keindahan alam, namun juga terdapat
beberapa wahana permainan anak seperti ayunan, papan seluncur, dan spot
memancing yang nyaman untuk wisatawan.
Jembatan menuju Wisata Goa Kreo
Fasilitas lainnya yang tak kalah menarik perhatian wisatawan adalah spot foto di negeri atas awan dan pohon sakura bak di negara Jepang yang dilengkapi dengan persewaan kimono pula.
Sumber: https://jateng.tribunnews.com/2021/05/16/saran-ciamik-pengunjung-kembangkan-wisata-goa-kreo-semarang
✊Layanan dan Akses Menuju Lokasi Wisata Goa Kreo
Tak perlu khawatir mengenai biaya, waktu dan akses menuju wisata Goa Kreo. Waktu jam buka wisata Goa Kreo sama seperti jam kerja kantor lazimnya yakni pukul 08.00-16.00 WIB. Lokasinya berada di Jalan Raya Goa Kreo, Kandri, Gunung Pati, Semarang. Jarak lokasi wisata dengan pusat kota Semarang kurang lebih 12 kilometer atau sekitar 30 menit waktu perjalanannya. Cukup dengan biaya Rp 5.000,00 per orang sudah bisa masuk tempat wisata (harga dapat berubah sesuai kebijakan).
Foto Maps Wisata Goa Kreo
Tulisan Ini Dibuat Untuk Mengikuti Lomba Blog Pesona Wisata Kabupaten Semarang
Comments
Post a Comment