Sub tema: Makna zakat
bagimu
Ambillah zakat dari
sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka
dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketentraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.
At-Taubah:103)
Salah satu ayat di atas
adalah ayat yang berisikan tentang seruan berzakat bagi kaum muslim. Baik itu
zakat fitrah atau zakat mal (harta). Menurut bahasa, zakat berarti tumbuh, berkembang,
subur dan bertambah. Menurut QS At Taubah: 10, zakat yang berarti mensucikan
atau membersihkan.
Selain itu, menurut
beberapa pendapat sebagian besar ulama fiqh (jumhur), zakat termasuk kepada
shadaqah yang wajib, dan shadaqah sunnah dinamakan infaq. Zakat merupakan rukun
atau kewajiban islam yang keempat. Sama seperti syahadat, shalat, puasa, zakat
juga wajib dikerjakan oleh ummat muslim yang telah memenuhi kriteria untuk
berzakat. Islam, aqil, baligh, telah mencapai nisab dan haul.
Zakat dapat membersihkan
jiwa dan harta bagi seorang muslim, mengapa? Karena dengan berzakat, selain
gugur kewajiban ummat muslim untuk menunaikan salah satu rukun islam, ada
sebagian kecil harta yang diperoleh seseorang dalam mencari nafaqah untuk
diberikan kepada kaum muslim yang berhak menerima zakat (mustahiq). Adapun mustahiq
terdiri dari muallaf, amil zakat, ibnu sabil, fisabilillah, hamba sahaya
(budak), fakir, miskin dan gharimun (orang yang punya hutang dan belum mampu
membayarnya).
Berkaitan dengan rukun
islam dalam berzakat, sebagi upaya tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa, hal ini
dimulai dengan menyucikan sebagian kecil harta yang dimiliki oleh muzakki
(pemberi zakat). Tidak mampu untuk mengeluarkan zakat mal karena belum mencapai
nisab dan haulnya, minimal kewajiban untuk mengeluarkan zakat fitrah di bulan
ramadhan dapat terpenuhi.
Tidak semua orang dapat
memberikan zakat walaupun dengan zakat fitrah atau seukuran dengan bahan pangan
pokok mayoritas di daerah tertentu. Inilah makna tazkiyatun nafs tidak hanya
dari hati, namun perbuatan seperti mengeluarkan zakat mal atau fitrah dapat
menyucikan jiwa kita dari perkara yang kotor. Berbagi dengan sesama muslim
dengan ikhlas tanpa mengharap pamrih, kecuali ridho Allah Subhanahu wa Ta`ala.
Dengan adanya kewajiban berzakat, tak hanya sekadar upaya untuk membantu sesama
ummat muslim, namun sebagai upaya syiar islam, bahwa islam adalah agama yang
rahmatalli `alamin.
Memberi dan membagikan
harta sebagian yang dimiliki untuk sesama ummat islam secara sukarela tanpa ada
paksaan. Bukan anjuran untuk meminta dan membuat yang kaya semakin kaya dan
miskin semakin terpuruk, namun orang yang kaya dapat mendermakan hartanya. Konsep
inilah yang kemudian kadang kala tidak bisa dipahami oleh orang awam, bahwa
zakat tidak akan membuat orang mengalami kerugian bagi muzakki untuk mustahiq,
justru harta jauh lebih barakah. Semakin berkah, maka semakin tak ternilai
harganya untuk harta yang dimiliki, bisa jadi semakin banyak harta yang
dimiliki dan mengalir setiap kebaikan pada seorang muzakki.
Zakat mengajarkan
bagaimana memanusiakan manusia, bukan untuk memeras keringat dan otak untuk
saling menjatuhkan sesama ummat islam. Zakat juga mengajarkan bahwa terdapat
kekuatan di luar manusia alias Allah Subhanahu wa Ta`ala yang mengatur
perputaran rezekinya, menunjukkan kasih sayang dan kekuasaanNya, jika tidak ada
kerugian yang didapat karena menyalurkan sebagian kecil harta untuk ummat
muslim yang membutuhkan.
“Tulisan ini
diikutsertakan dalam Kompetisi Blog
Berawal Dari Zakat, #25thnMembentangKebaikan yang diselenggarakan oleh
Dompet Dhuafa cek info lomba di donasi.dompetdhuafa.org/lombablog”
Comments
Post a Comment